Sabtu, 14 Februari 2009

Surat Untuk Bintang (Penutup)


Wahai bintang,

Cahayamu kini jarang terlihat...
Walau kupandang langit kini nampak kosong...
Aku tahu saat ini musim hujan tiba

Saat awan dan kabut hitam menutupi indah cahayamu...
Sungguhkah engkau masih ada di sana?
Ataukah engkau sengaja bersembunyi dibalik pekatnya awan hitam...

Kenapa?
Apakah aku tidak boleh memandang ke atas?
Tak sedikitpun kutemui secercah sinarmu..
Mengapa?

Tak bolehkah aku menikmati indahmu?
Tak bolehkah kurasakan hangat sinarmu menerangi jalanku lagi?

Mengapa?
Jawablah...
Aku tak mengerti....

Hingga suatu hari kudapati kenyataan pahit tentang bintang
dari meteor-meteor yang beterbangan...
Menyentuh atmosfir bumi hingga terbakar dan melukis malam
dengan "bintang jatuh"

Akhirnya kudapati...
Bintang tak seindah yang dikira...
Cahayanya yang indah memang memikat setiap orang....
Sapanya yang lembut menyapa setiap orang...

Dan bintang sesungguhnya ...
tak seindah yang kukira....

cahayanya ternyata lebih terang dari yang kukira...
Pijar apinya, menyala lebih panas dari yang kutahu...

Rupanya aku salah tentang Bintang...

Sekarang...
kau kembali menyeruak dari kelamnya awan...
Menari-nari di atas langit
Tapi sapamu tak pernah lagi kudengar...

Sekarang, aku sunguh tak mengerti Bintang...
Mungkin dahulu, sekarang dan nanti... aku tak akan pernah mengerti...
Dan mungkin tidak akan mau mencoba mengerti...

Kan kubiarkan Bintang meledak dengan indah...
kemudian mati... dan
menjadi lubang hitam yang menyerap setiap objek yang ada di sekitarnya...
termasuk cahaya....


Selamat tinggal Bintang

dedicated to :Stephen Hawking)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar